10 Makanan Paling Tidak Enak di Dunia (Katanya...) – Antara Ujian Lidah dan Tes Keberanian
Rasa itu ibarat jodoh... relatif, penuh kejutan, dan kadang bikin menyesal kalau salah pilih. Tapi ada beberapa makanan di dunia ini yang nyaris menjadi “musuh bersama” lidah global. Bukan karena dibuat dengan niat jahat, tapi karena bau, tekstur, atau ide di baliknya membuat banyak orang menyerah sebelum gigitan pertama. Nah, inilah 10 makanan yang paling sering dijuluki “paling tidak enak” di dunia—disertai fakta ilmiah dan testimoni real, bukan cuma asumsi lidah yang lagi bad mood.
1. Surströmming (Swedia)
Julukan: Raja Bau Laut Fermentasi
Ikan haring yang difermentasi ini bukan sekadar amis, tapi epik. Kalengnya bisa menggembung karena gas hasil fermentasi, dan saking baunya, beberapa maskapai melarangnya dibuka di pesawat.
Fakta: Mengandung hidrogen sulfida dan asam butirat—kombo maut yang juga ditemukan di muntah dan feses.
Testimoni: “Saya tidak bisa makan, bahkan setelah pakai masker gas.” — YouTuber L.A. Beast.
Catatan: Disarankan dibuka di luar rumah, sebaiknya bukan di dekat tetangga yang belum bayar cicilan.
2. Hákarl (Islandia)
Julukan: Hiu Matang dengan Aroma WC Umum
Dibuat dari hiu Greenland yang tidak punya ginjal, dagingnya penuh urea. Solusinya? Dikubur dan dikeringkan selama berbulan-bulan hingga baunya menyerupai amonia pekat.
Fakta: Mengandung trimetilamin dan urea.
Testimoni: “Ini seperti mencium urin dalam bentuk padat.” — Gordon Ramsay, yang langsung muntah setelah mencoba.
Catatan: Orang Islandia menyarankannya disantap dengan schnapps. Mungkin karena alkohol bisa menghapus memori rasa.
3. Casu Marzu (Italia)
Julukan: Keju Belatung Spesial
Keju ini ‘hidup’ secara harfiah karena mengandung larva lalat. Teksturnya lembek, aromanya tajam, dan ya, larvanya kadang masih meloncat saat akan disantap.
Fakta: Belatung mempercepat fermentasi dan menimbulkan rasa tajam.
Testimoni: “Saya tidak masalah dengan rasa. Tapi bagian ‘masih bergerak’ itu agak mengganggu.” — Traveller anonim.
Catatan: Dianggap ilegal di Uni Eropa, tapi tetap dikonsumsi secara sembunyi-sembunyi. Seperti cinta yang tak direstui: aneh tapi ngangenin bagi yang sudah terbiasa.
4. Century Egg (Tiongkok)
Julukan: Telur Masa Depan yang Berasa Masa Lalu
Telur bebek yang diawetkan dalam campuran abu, tanah liat, dan kapur ini punya aroma belerang dan tekstur seperti jeli beraroma menantang.
Fakta: Proses alkali mengubah protein dan lemak menjadi senyawa aroma seperti amonia.
Testimoni: “Enak sih... kalau lagi pilek.” — Komentar netizen.
Catatan: Penampilannya seperti makanan alien, tapi di Tiongkok: ini adalah delikatesa.
5. Natto (Jepang)
Julukan: Lem Super Versi Makanan
Kedelai yang difermentasi dengan bakteri Bacillus subtilis ini memiliki bau tajam, tekstur lengket berlendir, dan rasa yang ‘unik’.
Fakta: Kaya probiotik, tapi aromanya menyerupai kaki berkeringat.
Testimoni: “Seperti makan makanan bayi yang disimpan di sauna.” — Turis Amerika.
Catatan: Orang Jepang bilang, ini makanan untuk orang kuat. Bukan kuat fisik, tapi kuat mental.
6. Balut (Filipina)
Julukan: Telur Misteri—Snack dengan Kejutan
Telur bebek yang berisi embrio berusia 14–21 hari, lengkap dengan paruh dan tulang mini. Direbus dan dimakan utuh, termasuk cairannya.
Fakta: Kaya protein dan zat besi.
Testimoni: “Saya tak siap mental waktu gigit sayap kecil.” — Food vlogger Eropa.
Catatan: Dianggap afrodisiak di Filipina. Tapi buat sebagian orang, justru bisa bikin kehilangan nafsu makan dan cinta.
7. Durian (Asia Tenggara)
Julukan: Raja Buah, Ratu Aroma Kaget
Dicintai di Asia Tenggara, namun dibenci di banyak tempat karena baunya yang seperti perpaduan bawang busuk, kaus kaki, dan bensin.
Fakta: Mengandung ester dan sulfur yang kuat.
Testimoni: “Baunya seperti sesuatu yang harusnya tidak dimakan.” — CNN Travel.
Catatan: Di larang di hotel dan transportasi publik di beberapa negara Asia. Tapi orang lokal? Rela antre demi satu biji.
8. Stinkheads (Alaska, AS)
Julukan: Fermentasi Kepala Ikan
Kepala ikan salmon dikubur dalam tong dan difermentasi sampai lunak dan berbau. Ini makanan tradisional suku-suku Alaska.
Fakta: Proses anaerob menghasilkan bau mirip limbah organik.
Testimoni: “Rasanya seperti makan laut yang mati.” — Jurnalis kuliner.
Catatan: Ini warisan budaya, bukan camilan iseng. Jadi, hormati... meskipun dari jauh.
9. Shiokara (Jepang)
Julukan: Laut dalam Bentuk Pasta
Campuran fermentasi isi perut cumi-cumi dengan garam dan malt beras. Teksturnya lengket, rasanya asin dan amis.
Fakta: Kombinasi protein laut dan mikroorganisme fermentasi.
Testimoni: “Saya pikir itu saus, ternyata trauma baru.” — Reviewer makanan laut.
Catatan: Biasanya disajikan dalam porsi kecil. Bukan karena mahal, tapi karena sedikit saja sudah cukup mengguncang iman.
10. Escamoles (Meksiko)
Julukan: Kaviar Semut
Larva semut yang dikumpulkan dari akar tanaman agave. Teksturnya lembut seperti keju, tapi aroma dan tampilannya bikin orang ragu.
Fakta: Kaya protein dan lemak sehat.
Testimoni: “Ini seperti nasi, kalau nasinya bisa menggigit balik.” — Komentar Reddit.
Catatan: Dianggap makanan istimewa oleh masyarakat lokal. Mungkin kita yang terlalu “manja” untuk mencobanya.
Penutup:
Makanan bukan sekadar soal rasa, tapi juga soal sejarah, budaya, dan keberanian. Jika kamu belum siap mencicipi salah satu dari daftar di atas, ingatlah: rasa tidak enak bukan berarti tidak berharga. Karena terkadang, justru dari makanan yang paling "mengerikan", kita belajar paling banyak tentang keberagaman dunia ini.
Dan kalau kamu bertanya, "Kenapa orang makan ini?"
Jawabannya sederhana: karena mereka bisa.
***
Posting Komentar
0 Komentar