Konflik Thailand vs Kamboja: Sengketa Perbatasan yang Tertancap Sejak Zaman Kolonial
![]() |
foto ilustrasi |
📍 Latar Belakang Geografis & Historis
Thailand dan Kamboja adalah dua negara Asia Tenggara yang berbatasan langsung. Meskipun saat ini tergabung dalam ASEAN dan memiliki hubungan diplomatik, keduanya memiliki sengketa perbatasan yang telah berlangsung selama lebih dari satu abad, terutama terkait kompleks kuil tua di wilayah pegunungan Dangrek.
🏛️ 1. Akar Konflik: Kuil Preah Vihear
Apa itu Kuil Preah Vihear?
Kuil Hindu kuno dari abad ke-11 yang dibangun pada masa Kekaisaran Khmer.
Terletak di perbukitan yang secara geografis berada di perbatasan Thailand–Kamboja.
Kenapa Jadi Rebutan?
Meski kuil itu berada dekat sisi Thailand, klaim sejarah dan administratif dari Kamboja menyatakan wilayah tersebut bagian dari warisan budayanya.
Thailand mengklaim wilayah itu termasuk dalam provinsi Sisaket (Thailand), sedangkan Kamboja menegaskan kuil itu berada di Provinsi Preah Vihear.
⚖️ 2. Keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) 1962
Pada tahun 1962, Mahkamah Internasional memutuskan bahwa:
“Kuil Preah Vihear secara sah milik Kamboja.”
Thailand menerima keputusan tersebut, tetapi persoalan tidak selesai begitu saja.
Masalah muncul kembali karena ICJ tidak secara rinci menentukan batas wilayah sekitarnya, termasuk area tanah seluas 4,6 km² di sekitar kuil.
🔥 3. Ketegangan Modern: 2008–2011
a. 2008: UNESCO dan Emosi Nasional
UNESCO menetapkan Kuil Preah Vihear sebagai Warisan Budaya Dunia atas permintaan Kamboja.
Thailand memprotes karena keputusan itu dianggap mengabaikan status wilayah sengketa.
b. 2009–2011: Bentrokan Bersenjata
Terjadi bentrokan antara tentara Thailand dan Kamboja.
Artileri dan senjata berat digunakan; warga sipil di kedua sisi dievakuasi.
Beberapa prajurit tewas, dan bangunan kuil mengalami kerusakan ringan.
🗺️ 4. Apa yang Diperebutkan Sebenarnya?
a. Simbol Identitas Nasional
Kedua negara menganggap kuil sebagai simbol kejayaan sejarah dan budaya bangsa.
Isu ini mudah membangkitkan emosi nasionalisme rakyat, terutama menjelang pemilu.
b. Kepentingan Geopolitik dan Pariwisata
Kuil Preah Vihear memiliki nilai ekonomi (pariwisata) dan strategis karena terletak di wilayah tinggi.
c. Peta Warisan Kolonial
Sengketa ini berakar pada peta warisan Prancis saat menjajah Kamboja, yang digunakan dalam gugatan ICJ.
Thailand meragukan peta tersebut karena tidak ditandatangani bersama.
🕊️ 5. Upaya Penyelesaian dan Peran ASEAN
ASEAN berusaha menengahi, tetapi tidak dapat mengambil tindakan tegas karena prinsip non-intervensi.
Pada tahun 2013, Mahkamah Internasional mengeluarkan klarifikasi tambahan:
“Thailand harus menarik pasukannya dari area sekitar kuil, karena wilayah tersebut milik Kamboja.”
Sejak saat itu, ketegangan berkurang, dan kedua negara mulai bekerja sama dalam bidang budaya dan ekonomi, meskipun isu ini tetap menjadi titik sensitif dalam diplomasi bilateral.
🔍 6. Pelajaran dari Konflik Ini
Warisan kolonial masih membayangi geopolitik modern.
Peta masa lalu bisa jadi pemicu konflik di masa kini.
Simbol budaya dapat digunakan sebagai alat politik.
Pemerintah di kedua negara sempat menggunakan isu ini untuk memperkuat posisi domestik.
Peran hukum internasional penting, tapi tidak selalu cukup.
Putusan ICJ membantu, tetapi implementasinya tergantung pada sikap politik masing-masing negara.
✍️ Kesimpulan
Konflik Thailand dan Kamboja bukan sekadar soal tanah atau kuil, tetapi soal identitas nasional, warisan sejarah, dan geostrategi kawasan. Meski saat ini relatif mereda, isu ini belum benar-benar selesai dan sewaktu-waktu bisa kembali memanas jika dipolitisasi.
Namun, selama kedua negara tetap berpegang pada dialog dan saling menghormati keputusan hukum internasional, harapan menuju penyelesaian damai selalu terbuka.
Disclaimer:
Artikel ini bersifat netral dan tidak berpihak pada negara, kelompok, atau pandangan politik manapun. Tulisan ini bertujuan menyajikan informasi berdasarkan fakta sejarah, hukum internasional, dan dinamika geopolitik antara Thailand dan Kamboja.
Posting Komentar
0 Komentar