13.5.25

Darto Tambal Ban - Cerita Pendek Inspiratif

Darto Tambal Ban - Cerita Pendek Inspiratif


Bagian 1

Di sebuah desa kecil bernama Wonorejo, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Darto.
Bukan, ini bukan cerita tentang anak jenius yang tiba-tiba bikin aplikasi viral atau jadi juara olimpiade fisika. Darto... yah, Darto itu beda. Otaknya bukan encer, tapi sabar.

Dari kecil, Darto rajin sekolah. Rajin banget. Bahkan saking rajinnya, dia gak pernah bolos kecuali kalau demamnya udah bikin tembok kamar kayak berkeringat. Tapi lucunya, sepintar-pintarnya guru menjelaskan, sepenuh-penuhnya Darto mencatat, hasilnya tetap nihil.

"Darto, coba ulangi penjelasan Bapak tadi," ujar Pak Guntur, guru IPA yang sudah tiga kali ganti metode mengajar khusus buat Darto.

Darto berdiri kaku.
"Eh... yang tadi... tentang tumbuhan... yang... fotosintesis itu... kayaknya... butuh sinar... eh... sinar... lampu?"

Seluruh kelas tertawa. Pak Guntur memijit pelipis.

Darto tidak marah. Tidak baper. Sudah biasa. Malah dia ikut tertawa, meski dalam hati rasanya pengen jadi paku dan nancep di papan, gak usah mikir apa-apa.

Ayahnya, Pak Suraji, yang dulunya guru ngaji, juga sudah nyaris menyerah.

"Aku ini, belajar Qur’an tiga bulan udah bisa hafal Juz Amma. Lha kamu, hafal huruf hijaiyah aja setahun belum tamat!" gerutunya suatu malam.

Darto diam saja. Rambutnya rontok satu-satu karena stres, tapi dia tetap belajar. Tetap bangun pagi, tetap berangkat sekolah. Sampai suatu hari, dia nangis ke neneknya.

"Mbah... Darto ini kok bodoh ya? Kenapa gak ada pelajaran yang nempel di otak Darto? Darto udah nyoba, tapi tetep goblok..."

Neneknya tersenyum sambil mengelus kepala Darto.
"Le... kamu memang belum pintar, tapi kamu punya sesuatu yang lebih langka: sabar, jujur, dan tekun. Kalau kamu terus berusaha, Allah pasti kasih jalan. Tapi kamu harus percaya, dan tetap baik."

Ibunya juga berkata hal yang sama:
"Jangan bandingin otakmu sama orang lain. Kamu cukup fokus sama apa yang bisa kamu lakukan. Jangan berhenti."

Ayahnya? Akhirnya luluh juga.
"To, kalau kamu gak bisa seribu hal, cukup kuasai satu saja. Tapi tekuni satu itu sampai kamu jago. Sampai gak ada yang bisa ngalahin kamu. Yang penting, jujur. Jangan ngibul. Dan jangan malas."

Entah kenapa, nasihat itu nempel.

Sampai suatu hari, ban sepeda Darto bocor.
Dia terlambat sekolah.
Ayahnya yang menambal bannya pagi-pagi pakai tangan belepotan lem dan karet.
Darto memperhatikan.

Dua minggu kemudian, bannya bocor lagi. Tapi kali ini, dia bilang:
"Biar Darto aja, Yah. Darto mau nyoba sendiri."

Dan dia berhasil. Tumben. Tumben banget. Sampai dia nyaris sujud syukur.

***

Singkat cerita...

Setelah lulus SMA (dengan nilai nyaris rata-rata minimal), Darto tidak kuliah. Dia tahu, bukan di sana jalan hidupnya. Tapi dia tetap bermimpi besar: ingin bahagiakan orangtuanya.

Dia coba cari kerja.
Tapi Darto dan "profesi kantoran" seperti ujung kabel yang beda ukuran: gak cocok.
Jadi OB? Tiga hari.
Jadi kuli bangunan? Seminggu.
Jadi penjaga toko? Dua hari.
Semua bilang: "Kamu baik, To. Tapi... kamu gak nyambung."

Darto nyaris putus asa. Neneknya sudah meninggal, tak ada lagi tempat curhat paling nyaman.

Tapi ibunya berkata lembut:
"To, bisa jadi kegagalanmu itu bukan akhir. Mungkin Allah lagi siapkan jalan lain yang lebih cocok buat kamu."

Darto merenung.
Dan ingat, dia bisa nambal ban.

Hanya itu, memang. Tapi... dia bisa. Dan dia ahli.

Dia jual kalung emas warisan neneknya, beli alat tambal ban, pompa kaki, lem, tambalan.
Lalu dia pasang tulisan di depan rumah:

"JASA TAMBAL BAN KELILING 24 JAM – SEPEDA, MOTOR, MOBIL – SELAMA MASIH 1 KABUPATEN, PANGGIL SAYA, SAYA DATANG"


Dengan sepeda butut, handphone jadul, dan kejujuran penuh di dada, Darto pun mulai keliling.
Gak gengsi, gak malu. Sambil pasang motto: "Kalau gak bisa pintar, bisa dipercaya pun sudah luar biasa."

Dan siapa sangka... dari sanalah segalanya berubah.

---

Bagian 2

Awalnya, sepi.
Hari pertama, HP-nya gak bunyi sama sekali.
Hari kedua, cuma bunyi... SMS dari operator: "Isi ulang pulsa Anda sekarang juga!"

Tapi Darto gak nyerah. Dia terus keliling naik sepeda, nyusurin gang-gang sempit, jalan berlubang, sampai pernah kejeblos got karena ngecek ban orang sampai lupa dia sendiri belum lihat jalan.

Akhirnya, hari ketiga, panggilan pertama datang.
Seorang bapak-bapak motornya bocor di tengah sawah. Darto datang. Dengan celana belepotan lumpur, dan napas ngos-ngosan, dia nambal ban sambil senyum.
Bayarannya? 15 ribu, plus teh manis dan pisang goreng.

"Masnya beda ya... ramah, jujur... tambalannya juga awet," ujar si Bapak.

Darto tersipu. "Saya gak pinter, Pak. Tapi saya usaha biar gak bikin kecewa."

Satu pelanggan puas.
Lalu cerita menyebar.

Di desa, berita lebih cepat dari paket kilat. Apalagi kalau viralnya bukan di internet, tapi di tongkrongan ibu-ibu dan warung kopi.

"Bu, itu lho, si Darto sekarang tambal ban keliling. Gak neko-neko, sabar, dan tanggung jawab," kata Bu RT sambil ngaduk kopi.

Seminggu kemudian, Darto mulai kebanjiran panggilan.
Motor bocor di tengah ladang? Darto datang.
Ban sepeda anak SD kempes pas mau upacara? Darto hadir.
Ban mobil mogok di tengah malam? Darto datang pakai sepeda sambil bawa senter di kepala. Kayak petugas tambang, tapi lebih niat.

Pernah suatu hari, dia datang ke rumah orang kaya.

"Mas, ini ban mobil saya bocor. Bisa dibantu?"
"Bisa, Bu!" jawab Darto semangat.
Lalu dia keluarin alat-alat... dan lem-nya tumpah semua ke lantai marmer.

Bu rumah kaget.
Darto panik.
Dia buru-buru ngepel pakai serbet sendiri, sambil minta maaf berkali-kali.
Anehnya, si Ibu malah tersenyum.

"Mas... kamu gak perlu takut. Kamu tulus banget. Di zaman sekarang, itu langka."

Si ibu itu ternyata pengusaha ban mobil.
Dan... tawaran kerja sama datang.

"Mas, saya mau bantu mas buka bengkel. Mas aja yang kelola. Nanti saya modalin. Tapi saya mau, semua karyawan harus dibimbing sama Mas Darto... biar jujur kayak Mas."

Darto nyaris pingsan.

---

Tiga tahun kemudian...
Darto punya 4 cabang bengkel di tiga kecamatan dan satu di pinggir kota.
Sepedanya sudah pensiun, diganti motor, lalu mobil pick-up.
HP-nya bukan cuma bisa SMS, tapi juga sudah bisa video call, meski kadang salah pencet dan malah nelpon mantan guru BP.

Suatu hari, seorang wartawan lokal datang.
"Mau wawancara Mas Darto. Ceritanya inspiratif banget."

Darto tersenyum polos.
"Saya ini gak pinter, Mas. Tapi orang tua saya bilang, kalau kamu gak bisa menguasai semua ilmu, cukup satu saja, tapi kamu harus jujur dan terus usaha. Dan saya pegang itu sampai sekarang."

Ketika ditanya:
"Apa rahasia sukses Mas Darto?"

Dia menjawab santai, dengan senyum yang khas:
"Jangan gengsi kalau mulai dari bawah. Jangan minder kalau gak sepintar orang lain. Dan jangan lupa... tambal ban pun bisa jadi pintu rezeki yang luar biasa, asal kita niat dan gak ngibul."

Lalu dia melirik ke arah ibunya yang duduk di bangku depan bengkel, sambil ngipasin diri pakai kalender bekas.
"Itu ibu saya... doa beliau itu yang bikin saya sampai sini. Doa orang tua itu kayak tambalan paling kuat di hidup saya."

Ibu Darto tersenyum, matanya berkaca-kaca.
“Anakku emang gak pinter... tapi hatinya bersih. Dan Allah paling seneng sama yang kayak gitu.”

---

Hari itu, bengkel Darto penuh senyum, bau tambalan karet, dan suara kompresor.
Tapi di balik semua itu, ada pelajaran yang dalam:

> Kadang yang dianggap bodoh oleh dunia, justru sedang diajari Allah jalan hidup yang lebih luar biasa.

(TAMAT)

***

DISCLAIMER HAK CIPTA

Seluruh cerita pendek yang diposting di website www.iqbalnana.com merupakan karya orisinal yang dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta yang berlaku. Hak cipta sepenuhnya dimiliki oleh pemilik dan penulis situs ini.

Dilarang keras untuk:

1. Merepost (copy-paste) sebagian atau seluruh isi cerita ke platform lain tanpa izin tertulis dari pemilik situs.

2. Memperjualbelikan cerita ini dalam bentuk buku, e-book, video, audio, atau format lainnya tanpa izin resmi.

3. Menggunakan isi cerita untuk kepentingan komersial tanpa perjanjian dan persetujuan dari penulis.

Pelanggaran terhadap ketentuan ini dapat dikenakan tindakan hukum sesuai peraturan yang berlaku. Jika Anda menemukan kasus pelanggaran hak cipta terkait karya di website ini, silakan hubungi pihak pengelola situs untuk tindakan lebih lanjut.

Terima kasih telah mendukung karya orisinal dan menghormati hak cipta.

***



Previous Post
Next Post

Author:

Iqbalnana.com

Iqna menyajikan berbagai cerita pendek, kisah inspiratif, dan tips gaya hidup yang menyegarkan. Temukan template kreatif, gambar menarik, dan konten hiburan yang menginspirasi di sela waktu senggang anda.