4.6.25

Sama-sama salah

Sama-sama salah

Pagi itu, suasana kelas 4B sunyi sekali. Serius banget. Pak Guru baru saja membagikan soal ulangan Matematika. Semua murid menunduk, pensil menari-nari di atas kertas seperti sedang balet angka.

Pak Guru berdiri di depan kelas dan berkata dengan suara tenang tapi mantap,
"Kerjakan dengan tenang ya. Jangan ngobrol. Fokus."

"Siap, Pak!" jawab murid-murid serempak seperti pasukan pramuka.

Lima menit berlalu. Sunyi.

Sepuluh menit. Hening.

Lima belas menit...

Tiba-tiba, dari baris tengah terdengar suara kecil tapi jelas.. dan sangat dramatis.

"Aduh... ini soal nomor tiga kayak teka-teki nenek sihir!"

Itu suara Joni. Si paling ekspresif. Si paling drama. Si paling... banyak komentar.

Amin yang duduk di sebelahnya langsung menoleh dan membisik.. tapi keras,
"Eh, kata Pak Guru jangan ngomong!"

Joni manyun. “Nah, itu kamu juga ngomong sekarang.”

Amin membela diri, “Lha aku ngomong buat negur kamu!”

Joni mengangkat alis. “Tetep aja, suaranya keluar dari mulut. Namanya juga ngomong!”

Amin nggak mau kalah, “Tapi aku ngomong demi ketenangan kelas!”

“Alasannya keren, tapi tetep aja kamu ngomong!” balas Joni.

Dari bangku belakang, tiba-tiba Dani nyeletuk sambil sok kalem,
"Makanya, aku sih diem aja dari tadi."

Joni dan Amin kompak menoleh, lalu menunjuk ke Dani,
"Nah! Sekarang kamu juga ngomong!"

Dani melongo. “Lho?! Aku kan cuma bilang kalau aku nggak ngomong!”

“Ya tapi barusan kamu ngomong buat bilang kamu nggak ngomong!” kata Joni sambil ngakak.

Sekejap, kelas 4B jadi seperti pasar malam. Ramai. Gaduh. Heboh.

"Eh, eh, ini soal nomor lima maksudnya apa sih?"
"Udah, diem dulu, aku belum kelar nomor dua!"
"Kata Pak Guru jangan ngobrol, lho!"
"Tapi kamu barusan ngomong juga!"

Pak Guru yang dari tadi mencoba tenang sambil membaca lembar jawaban, akhirnya berdiri. Perlahan. Menggaruk kepala yang tak gatal. Lalu berkata sambil tersenyum lelah:

"Kalian ini sebenarnya ulangan Matematika atau debat kelas nasional ya?"

Semua murid langsung diam. Seketika. Tegap. Seperti patung.

Tapi cuma lima detik.

“Hahahahaha!”
Kelas pun meledak dalam tawa.

Pak Guru menghela napas panjang, tapi ikut tersenyum. Ulangan tetap lanjut… meski kali ini, sambil sesekali terdengar cekikikan kecil di sana-sini.

Pesan Moral:

Sebelum menegur orang lain, cek dulu: jangan-jangan kita juga sedang melakukan kesalahan yang sama. Kadang, niat baik bisa jadi bumerang kalau nggak dilakukan dengan bijak. Dan kalau saat ujian kelas mulai seperti debat... ya ingat... ini ujian, bukan talk show 😄.

Previous Post
Next Post

Author:

Iqbalnana.com

Iqna menyajikan berbagai cerita pendek, kisah inspiratif, dan tips gaya hidup yang menyegarkan. Temukan template kreatif, gambar menarik, dan konten hiburan yang menginspirasi di sela waktu senggang anda.