Pendahuluan: Longsor sebagai Cermin Ketidakseimbangan.
Tanah longsor adalah fenomena alam yang terjadi ketika massa tanah, batuan, atau material lainnya bergerak menuruni lereng akibat hilangnya kestabilan. Meskipun merupakan proses alami, seringkali aktivitas manusia memperburuk kondisi, menjadikan longsor lebih sering dan mematikan.
---
📌 Kasus Terkini: Longsor di Gunung Kuda, Cirebon.
Pada Jumat, 30 Mei 2025, terjadi tanah longsor di kawasan tambang Galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Longsor ini menewaskan sedikitnya 17 orang, dengan 8 orang masih dinyatakan hilang .
Penyebab Longsor
Menurut Badan Geologi Kementerian ESDM, terdapat beberapa faktor penyebab longsor di lokasi tersebut:
1. Kemiringan Lereng yang Sangat Curam: Lereng dengan kemiringan lebih dari 45 derajat meningkatkan potensi pergerakan tanah.
2. Metode Penambangan Under Cutting: Penambangan dari bawah tanpa dukungan yang memadai menyebabkan gangguan pada kestabilan lereng .
3. Kondisi Tanah dan Batuan yang Labil: Tanah pelapukan dan batuan andesit hipersten yang mudah tergerus air hujan menambah kerentanannya.
4. Kurangnya Vegetasi: Penggundulan hutan dan kurangnya penanaman vegetasi menyebabkan tidak adanya akar tanaman yang dapat menahan pergerakan tanah.
5. Curah Hujan Tinggi: Hujan lebat dalam waktu singkat meningkatkan volume air yang meresap ke dalam tanah, mempercepat proses pelunakan dan pergerakan tanah.
---
🔬 Aspek Ilmiah: Mengapa Longsor Semakin Sering Terjadi?
1. Perubahan Iklim
Peningkatan suhu global menyebabkan perubahan pola curah hujan, dengan intensitas hujan yang lebih tinggi dalam waktu singkat. Hal ini meningkatkan potensi terjadinya longsor, terutama di daerah dengan lereng curam.
2. Degradasi Lingkungan
Aktivitas manusia seperti penebangan hutan, pertanian tanpa sistem terasering, dan pembangunan tanpa memperhatikan aspek geologi menyebabkan hilangnya penahan alami tanah, sehingga meningkatkan kerentanannya terhadap longsor.
3. Urbanisasi dan Pembangunan Infrastruktur
Pembangunan yang tidak memperhatikan aspek geologi dan lingkungan, seperti mendirikan bangunan di lereng curam tanpa perencanaan yang matang, memperburuk kondisi dan meningkatkan risiko longsor.
---
🧠Cara Mengantisipasi Longsor: Pendekatan Ilmiah dan Sosial
A. Secara Struktural (Engineering-based)
1. Rehabilitasi Hutan dan Daerah Aliran Sungai (DAS): Menanam vegetasi keras di hulu dan lereng untuk memperkuat struktur tanah.
2. Pembuatan Terasering di Lahan Curam: Memperlambat aliran air permukaan dan mengurangi erosi.
3. Drainase Lereng dan Penahan Longsor (Retaining Wall): Mengontrol pergerakan air dan menjaga stabilitas tanah.
4. Sistem Peringatan Dini (Early Warning System): Memasang sensor kelembaban tanah dan curah hujan untuk mendeteksi potensi longsor.
5. Normalisasi Sungai dan Penguatan Tanggul: Meningkatkan kapasitas tampung sungai dan mencegah erosi di bantaran sungai.
B. Secara Non-Struktural (Sosial dan Kebijakan)
1. Peta Zonasi Risiko: Menentukan wilayah aman, rawan sedang, dan sangat rawan untuk pembangunan.
2. Pelatihan dan Edukasi Masyarakat: Memberikan pemahaman tentang tanda-tanda longsor dan cara evakuasi yang benar.
3. Regulasi Ketat Tata Ruang: Melarang pembangunan di daerah rawan longsor dan memberikan sanksi bagi pelanggar.
4. Monitoring dan Pengawasan Aktif: Melakukan pemantauan rutin terhadap daerah rawan longsor dan melakukan tindakan preventif.
---
📊 Studi Kasus: Longsor Gunung Kuda, Cirebon
Tragedi longsor di Gunung Kuda menyoroti pentingnya pengelolaan tambang yang aman dan berkelanjutan. Metode penambangan yang salah, seperti under cutting pada lereng curam, serta kurangnya pengawasan dan regulasi, menjadi faktor utama penyebab bencana ini.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menutup tambang tersebut dan mencabut izin operasionalnya. Selain itu, pihak berwenang juga telah memeriksa enam orang, termasuk pemilik tambang, terkait insiden ini .
---
🧠Penutup: Longsor sebagai Cermin Pilihan Kita
Tanah longsor bukan hanya bencana alam, tetapi juga akibat dari pilihan kita dalam mengelola lingkungan. Dengan pendekatan yang tepat, baik secara struktural maupun sosial, kita dapat mengurangi risiko dan dampak dari longsor. Kita tidak hanya mewarisi bumi ini dari nenek moyang kita, tetapi juga meminjamnya dari anak cucu kita.
---