Di sebuah rumah nyaman di pinggir kota, tinggal seekor kucing rumahan bernama Kiko. Kiko dikenal sebagai kucing santai, tidak cerewet, dan tidak suka cari masalah. Tapi jangan salah—walaupun terlihat pemalas, Kiko adalah penjaga rumah yang setia.
Kiko punya dua jenis hewan yang paling ia tidak suka: tikus dan cicak. Tikus karena mereka bandel, suka ngacak-ngacak dapur, dan susah diusir. Sementara cicak… karena mereka jorok dan licik.
Dan salah satu cicak paling menyebalkan di rumah itu bernama Cicax.
Cicax suka merayap di tembok dan plafon, merasa paling hebat karena bisa menjangkau tempat tinggi. Ia sering tertawa sendiri saat melihat hewan lain hanya bisa beraktivitas di lantai. “Huh! Hewan-hewan lemah. Aku bisa ke mana-mana. Mereka? Mentok di ubin!” katanya dengan bangga sambil merayap melintasi plafon dapur.
Tapi yang membuat Kiko paling kesal adalah kebiasaan buruk Cicax: BAB sembarangan dari atas plafon, tepat di atas meja makan atau wadah makanan manusia. Bahkan, kadang Cicax sengaja menjatuhkan kotoran kecil ke minuman yang terbuka, sambil cekikikan dari atas.
“Kalau manusia sakit perut, pasti nyalahin makanan. Padahal, akulah dalangnya! Hahaha!” ucapnya sambil merayap ke dinding belakang lemari.
Suatu malam, Cicax merasa sangat sombong. Dia merayap cepat ke dinding ruang tamu, lalu lanjut ke plafon di atas kepala Kiko, dan mulai mengejek.
“Hei, Kiko! Kucing gemuk dan pemalas! Lo itu kucing nggak guna! Tikus lewat, lo tidur. Cicak lewat, lo melongo! Mending lo jadi boneka aja!”
Kiko membuka sebelah mata, menghela napas. “Aku cuma makan kalau lapar. Dan aku cuma kejar yang perlu. Tapi jangan bikin aku berubah pikiran, Cicax.”
“Berubah? Hah! Lo mau tangkep aku? Aku merayap di tembok tiga meter, bro. Lo bisa apa?” Cicax semakin meledek, lalu turun sedikit lebih rendah, cukup untuk membuat dirinya terlihat tapi tetap merasa aman.
Kiko masih terlihat tenang, tapi matanya mengawasi gerak Cicax. Dalam sekejap, saat Cicax merayap terlalu dekat dengan lemari es, Kiko melompat!
Dari lantai ke kursi, dari kursi ke rak, dan…
“HAP!”
Cicax terjebak di antara kaki Kiko. Tubuh kecilnya terjepit lembut, tidak sampai menyakitinya, tapi cukup untuk membuatnya gemetar ketakutan.
Kiko menatapnya tajam. “Aku diam bukan berarti lemah. Tapi kalau kamu mengganggu rumah ini—aku takkan diam lagi.”
Kiko kemudian melepaskan Cicax. Cicax yang biasanya sombong kini merayap cepat-cepat ke balik ventilasi, tak berkata sepatah kata pun.
Sejak hari itu, Cicax tak pernah lagi buang kotoran sembarangan, tak pernah lagi mengejek, dan tentu saja, ia tak pernah mendekati wilayah Kiko.
Pesan Moral:
Sifat tinggi bukan berarti lebih hebat. Jangan meremehkan yang diam, karena diam bukan berarti tak berdaya.
***
Cek fakta Apakah cicak berbahaya bagi manusia?
Pertanyaan bagus! Yuk kita cek faktanya berdasarkan ilmu pengetahuan:
1. Apakah cicak berbahaya bagi manusia?
Secara umum, cicak rumah (gecko) tidak berbahaya. Mereka bukan hewan agresif, tidak menggigit manusia, dan bahkan membantu mengurangi populasi serangga seperti nyamuk dan lalat.
2. Apakah kotoran cicak berbahaya?
Ya, bisa jadi.
Kotoran cicak memang tampak kecil dan sepele, tapi dapat mengandung bakteri seperti Salmonella, yang bisa menyebabkan gangguan pencernaan atau sakit perut jika secara tidak sengaja masuk ke dalam tubuh, terutama lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Kesimpulan:
Cicak tidak berbahaya secara langsung, tapi kotorannya bisa menyebabkan penyakit jika tidak dibersihkan dengan benar.
Penting menjaga kebersihan, menutup makanan dan minuman, serta membersihkan area yang mungkin terkena kotoran cicak.