Pada zaman dahulu kala, di sebuah rumah di pinggir hutan yang indah, tinggallah seekor kucing rumahan bernama Kiko dan seekor anjing penjaga bernama Guguk.
Kiko tinggal di dalam rumah. Tidurnya empuk di atas sofa, kadang bahkan naik ke pangkuan manusia. Sementara itu, Guguk tinggal di halaman belakang, tidur di bawah pohon mangga atau di depan kandang ayam.
Guguk sering duduk sambil menghela napas panjang.
"Enak banget jadi kucing… bisa tidur di sofa, makan di mangkuk lucu, dielus-elus. Aku cuma dikasih tulang dan harus kehujanan."
Kiko yang sedang rebahan di jendela mendengar gumaman itu. Dia mendekat dan berkata,
"Eh Guguk, kamu kenapa sih ngomel-ngomel terus tiap aku lewat? Nggak capek iri terus?"
"Iri? Ya jelas iri! Kamu enak banget, aku dari kecil di sini cuma jadi satpam, nggak pernah boleh masuk rumah!" keluh Guguk.
Kiko duduk tenang di jendela, sambil membersihkan ekornya.
"Memangnya kamu suka tidur di tempat yang sempit dan panas kayak aku? Nggak bisa lari-lari sepuasnya, harus jaga sopan, nggak boleh gonggong sembarangan."
Guguk merenung.
"Hmm… iya juga sih. Aku paling senang kalau lari di halaman, ngejar kupu-kupu, dan bikin kabur ayam tetangga."
Kiko melanjutkan,
"Lagian, kamu tahu kenapa kamu nggak boleh masuk rumah? Bukan karena kamu jelek atau bau, tapi karena kamu penjaga. Kamu itu pahlawan di luar rumah. Kalau ada maling, siapa yang ngejar? Kalau ada ular, siapa yang menggonggongin duluan?"
Guguk mulai tersenyum malu.
"Yah, aku sih emang jago kalau soal gonggong-menggonggong."
"Nah, aku juga jago… tidur!" jawab Kiko santai sambil ngulet.
"Kita beda peran, Guk. Kamu jagain rumah dari luar, aku jagain makanan dari tikus di dalam. Semua ada bagiannya."
Sejak hari itu, Guguk tidak iri lagi. Dia sadar, walaupun tidak tinggal di dalam rumah seperti Kiko, perannya sangat penting. Bahkan, tanpa Guguk, rumah bisa bahaya!
Pesan Moral:
Jangan iri pada peran makhluk lain. Semua punya tempat, fungsi, dan kelebihan masing-masing. Yang penting, bersyukur dan melakukan peran dengan sebaik-baiknya.
***
Cek fakta: Apakah anjing dan kucing berbahaya bagi kesehatan manusia?
Secara umum, baik anjing maupun kucing bisa menjadi pembawa penyakit jika tidak dirawat dengan baik. Namun, memang anjing lebih berisiko membawa beberapa jenis penyakit berbahaya ke dalam rumah dibandingkan kucing. Berikut penjelasan faktualnya:
1. Risiko Zoonosis (penyakit yang menular dari hewan ke manusia)
Anjing dapat membawa:
Rabies (jika tidak divaksin)
Leptospirosis (dari air seni, bisa menyebabkan kerusakan ginjal dan hati)
Salmonella (bakteri dari makanan mentah atau kotoran)
Giardiasis dan Cacing tambang
MRSA (bakteri resisten antibiotik)
Kucing juga dapat membawa:
Toksoplasmosis (risiko pada wanita hamil)
Cat Scratch Disease (dari cakaran atau gigitan)
Rabies (walau lebih jarang)
Beberapa cacing dan parasit
Namun, anjing yang sering bermain di luar rumah dan terpapar air kotor, tanah, atau binatang liar punya peluang lebih tinggi membawa bakteri dan virus berbahaya ke dalam rumah.
2. Perilaku alami
Anjing suka menjilat, menggigit benda, dan bermain di tanah, sehingga paparan lebih besar.
Kucing lebih sering membersihkan diri sendiri, tidak suka kotor, dan biasanya lebih bersih secara alami.
3. Ukuran dan paparan kontak
Anjing, terutama yang besar, lebih mudah membawa lumpur, kotoran, atau parasit dalam jumlah lebih besar.
Kucing lebih kecil, gerakannya lembut, dan sering berdiam di tempat bersih (jika indoor).
Kesimpulan:
Ya, secara umum anjing memang memiliki potensi lebih tinggi dalam menyebarkan penyakit jika dibandingkan dengan kucing, terutama jika:
Tidak divaksin dan dirawat dengan baik
Sering keluar masuk rumah tanpa pengawasan
Tidak dijaga kebersihannya
Namun, dengan perawatan, vaksinasi, dan kebersihan yang baik, baik anjing maupun kucing bisa aman dijadikan hewan peliharaan di dalam rumah.
***
DISCLAIMER HAK CIPTA
Seluruh cerita pendek yang diposting di website www.iqbalnana.com merupakan karya orisinal yang dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta yang berlaku. Hak cipta sepenuhnya dimiliki oleh pemilik dan penulis situs ini.
Dilarang keras untuk:
1. Merepost (copy-paste) sebagian atau seluruh isi cerita ke platform lain tanpa izin tertulis dari pemilik situs.
2. Memperjualbelikan cerita ini dalam bentuk buku, e-book, video, audio, atau format lainnya tanpa izin resmi.
3. Menggunakan isi cerita untuk kepentingan komersial tanpa perjanjian dan persetujuan dari penulis.
Pelanggaran terhadap ketentuan ini dapat dikenakan tindakan hukum sesuai peraturan yang berlaku. Jika Anda menemukan kasus pelanggaran hak cipta terkait karya di website ini, silakan hubungi pihak pengelola situs untuk tindakan lebih lanjut.
Terima kasih telah mendukung karya orisinal dan menghormati hak cipta.
***