5.5.25

Rere si Rayap Tukang Runtuh, Penyelamat yang Tersembunyi - Dongeng

 

Rere si Rayap Tukang Runtuh, Penyelamat yang Tersembunyi - Dongeng

Rere si rayap selalu bekerja keras dengan gigi-giginya yang kecil tapi kuat. Ia dikenal sebagai “perusak pohon” oleh warga hutan.

“Itu dia! Si rayap pemakan rumah!”
“Jauh-jauh deh, nanti pohon rubuh!”
“Kalau lihat dia, panggil pelatuk darurat!”

Padahal Rere tak pernah makan rumah siapa pun. Ia cuma menyantap pohon-pohon mati yang diam-diam membusuk dari dalam.

Suatu hari, Rere melihat Pak Beringin, pohon tua yang berdiri gagah di tebing. Tapi Rere tahu: dalam batang Pak Beringin sudah keropos.

“Kalau ini tumbang pas angin besar, bisa bikin longsor... bisa bahaya,” pikir Rere.

Tapi begitu dia mencoba menggigiti bagian dalam, semua hewan berteriak:

“HENTIKAN! Itu pohon sejarah!”
“Jangan ganggu Pak Beringin!”
“Panggil Pilo si Pelatuk! Cepat!”

Maka muncullah Pilo, burung pelatuk yang merasa dirinya “dokter kayu profesional.”

“Hemat tenaga, Rere. Aku yang ahli soal pohon.”
Pilo mengetuk-ngetuk batangnya dengan paruh.
“Hmm... masih kokoh!” katanya percaya diri.
Padahal, Pak Beringin diam-diam bergumam,
“Uhuk... dalamku udah kayak wafer bolong...”

Angin Kencang Datang!

Malam harinya, angin topan menyerbu dari arah timur. Pohon-pohon menjerit, daun terbang ke mana-mana, burung-burung masuk sarang sambil baca buku doa.

Tiba-tiba—CRACKKK!!

Pak Beringin nyaris tumbang ke arah jurang... dan berpotensi menyeret tanah serta pohon lain bersamanya. Tapi... anehnya, akar-akar Pak Beringin malah roboh perlahan dan miring dengan sangat teratur.

“Ada yang gigit akarku dengan pola rapi…” kata Pak Beringin,
“Dia bantu aku jatuh ke arah yang aman!”

Itu adalah... RERE!

Rere telah bekerja diam-diam sejak pagi, membuat rute roboh yang aman dengan menggigiti bagian dalam yang benar-benar rapuh. Ia menyelamatkan ekosistem!

Keesokan Paginya...

Semua hewan terkesiap melihat jurang tetap aman, tak ada longsor, dan pohon besar itu rebah dengan damai.

Pilo terbang terburu-buru ke sarangnya sambil ngedumel,

“Itu... kebetulan aja…”

Tapi Nana si nanas liar menyela,

“Bukan kebetulan, Pilo. Itu kecerdasan Rere.”

Akhir Cerita:

Sejak itu, Rere dijuluki "Tukang Bongkar Demi Bangun Baru.” Ia membantu menyingkirkan pohon-pohon busuk agar bisa ditanami tunas baru.

Sekarang, ia punya helm kecil dari daun, sebagai lambang pekerja profesional di hutan.
Dan Pilo?
Dia diam-diam ikut magang sama Rere.

Pesan Moral:

Tak semua yang dianggap “merusak” benar-benar jahat. Kadang, mereka adalah pembersih dan penyeimbang. Jangan menilai hanya dari luar. Bahkan makhluk kecil seperti rayap, bisa jadi penyelamat besar.


Previous Post
Next Post

Author:

Iqbalnana.com

Iqna menyajikan berbagai cerita pendek, kisah inspiratif, dan tips gaya hidup yang menyegarkan. Temukan template kreatif, gambar menarik, dan konten hiburan yang menginspirasi di sela waktu senggang anda.