Saya Tidak Percaya Karma, Tapi Saya Percaya Tuhan Maha Adil
Kita sering mendengar istilah “karma” dipakai untuk menjelaskan peristiwa hidup:
“Kena batunya, tuh.”
“Itu pasti karena karmanya.”
“Makanya jangan jahat sama orang, nanti karma berbalik.”
Banyak orang percaya bahwa semesta punya sistem balasan otomatis. Siapa menanam kebaikan, akan memetik kebaikan. Siapa menyakiti, akan mendapat balasan setimpal.
Tapi saya pribadi…
tidak percaya pada karma.
Tapi Saya Percaya pada Keadilan Tuhan
Bukan karena saya ingin bebas dari tanggung jawab moral, tapi karena saya yakin:
Hidup ini terlalu kompleks untuk ditangani oleh sistem otomatis.
Saya tidak menolak bahwa perbuatan punya konsekuensi. Tapi saya lebih percaya bahwa konsekuensi itu bukan muncul karena “energi semesta” yang bekerja sendiri, melainkan karena Tuhan yang Maha Mengetahui dan Maha Adil yang mengaturnya.
Keadilan Tuhan Bukan Hanya Ghaib, Tapi Juga Logis dan Terlihat
Banyak orang mengira keadilan Tuhan itu hanya soal balasan ghaib, misterius, atau hanya terjadi di akhirat. Padahal, dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa menyaksikan logika keadilan-Nya berjalan di depan mata.
Contoh:
-
Orang yang sombong, suka merendahkan orang lain—pelan-pelan dijauhi, reputasinya jatuh. Ini bukan sulap. Tapi logika sosial yang berjalan karena sikap buruknya sendiri.
-
Orang yang suka menipu, mungkin bisa kaya sesaat. Tapi makin lama, makin sulit dipercaya. Dia kehilangan kepercayaan, rekan, bahkan keluarga.
Ini bukan karma, ini efek sebab-akibat yang nyata. -
Orang baik, sabar, suka membantu. Mungkin awalnya diremehkan. Tapi seiring waktu, orang akan ingat kebaikannya, dan ketika dia butuh, akan ada yang datang membantunya.
Itu bukan kebetulan. Itu keadilan yang logis.
Perbedaan Konsep: Karma vs Keadilan Tuhan
Karma | Keadilan Tuhan |
---|---|
Sistem otomatis, tanpa campur tangan langsung. | Ada kehendak, kasih sayang, dan kebijaksanaan di dalamnya. |
Tidak peduli niat yang penting perbuatan. | Tuhan menilai niat, konteks, dan seluruh keadaan. |
Berlaku universal dan seketika. | Kadang cepat, kadang ditunda. Tapi selalu tepat. |
Hikmah dari Mempercayai Keadilan Tuhan
-
Membuat kita lebih sabar dan tidak iri.
Karena kita tahu: Tuhan melihat apa yang manusia tidak lihat. Termasuk luka dan ketulusan yang tersembunyi. -
Menjauhkan kita dari kebencian.
Kita tidak perlu jadi hakim bagi orang lain. Biarkan Tuhan yang memberi balasan sesuai porsi-Nya. -
Menguatkan kita untuk tetap berbuat baik, meski dunia tidak selalu adil.
Karena kita tahu, keadilan sejati tidak pernah tertukar—hanya mungkin belum waktunya datang.
Penutup
Saya tidak percaya karma. Karena terlalu banyak hal di dunia ini yang tidak sejalan dengan hukum "langsung dibalas".
Tapi saya percaya Tuhan Maha Adil.
Keadilan-Nya bukan hanya soal balasan ghaib yang menunggu di ujung waktu. Tapi juga terlihat, terasa, dan bisa dijelaskan secara logis melalui akibat dari sikap, pilihan, dan tindakan kita sendiri.
Jadi kalau kamu merasa kebaikanmu belum dihargai…
Atau kejahatan orang lain belum mendapat balasan…
Tenang. Tuhan tidak pernah lupa. Hanya kadang Ia memilih waktu yang paling indah untuk menunjukkan keadilan-Nya.
Dan saat waktunya tiba, kamu akan tahu:
Tuhan tidak pernah tidak adil. Kita saja yang sering terburu-buru.
Posting Komentar
0 Komentar