Di tengah hamparan savana yang luas dan hangat, hiduplah berbagai hewan dalam kedamaian. Selama bertahun-tahun, mereka hidup di bawah kepemimpinan Raja Singa, seekor singa tua yang bijaksana. Walaupun tubuhnya sudah tidak sekuat dulu, ia selalu menjadi penengah adil di antara perselisihan, menjaga hukum rimba tetap berjalan damai.
Namun, tak semua hewan puas dengan kedamaian itu. Seekor monyet yang cerdik tapi suka membuat onar mulai gelisah. Ia merasa bisa memimpin savana dengan lebih baik. “Mengapa hewan seperti aku, yang pintar memanjat dan bersuara nyaring, tidak boleh menjadi raja?” pikirnya setiap hari.
Suatu pagi, saat hewan-hewan berkumpul untuk mendengarkan petuah Raja Singa, si monyet tiba-tiba memanjat ke atas batu besar dan berteriak:
“Raja kita sudah tua dan lemah! Aku lebih cepat, lebih pintar, dan lebih aktif! Serahkan takhtamu, wahai Singa Tua!”
Semua hewan terdiam. Burung-burung berhenti berkicau, dan padang rumput seolah membeku.
Singa tua memandangi monyet itu dengan mata tenang dan berkata,
“Jika kau benar-benar ingin menjadi raja, kau tak perlu berteriak dan membuat keributan. Aku sudah lelah. Aku akan turun tahta... dengan satu syarat.”
Monyet yang terkejut langsung menegakkan punggungnya, “Syarat apa, wahai Raja?”
“Jadilah raja yang bijak. Jaga savana dengan adil. Pimpinlah dengan hati, bukan hanya suara dan canda.”
Dengan sombong, si monyet menyanggupi. “Tentu! Lihat saja nanti! Savana akan lebih hebat di tanganku!”
Hari itu juga, monyet dinobatkan sebagai raja. Ia meloncat-loncat kegirangan, berkeliling savana dan memerintahkan berbagai hal aneh: “Pohon pisang wajib ditanam di mana-mana! Semua hewan harus menari satu kali sehari! Tidak ada yang boleh tidur siang kecuali aku!”
Awalnya semua terlihat lucu. Tapi lama-kelamaan, kekacauan muncul. Monyet tidak bisa memimpin rapat tanpa bercanda. Ia tidak paham soal pembagian wilayah, tidak bisa mengatasi pertengkaran antar kawanan, bahkan tidak peduli ketika sungai mulai mengering.
Ketika masalah politik dan kelangkaan makanan datang, monyet hanya bisa menggaruk kepala dan berkata,
“Ini... ini terlalu pusing! Mengapa semua hewan datang padaku dengan masalah? Bukankah jadi raja itu enak?”
Savanna jadi kacau. Kawanan hewan mulai bertengkar, perburuan menjadi liar, dan tanaman mulai rusak karena tidak diatur.
Akhirnya, para hewan sepakat mengadakan musyawarah. Gajah, zebra, kuda nil, dan burung-burung berdiri bersama di depan batu besar tempat singa tua biasa duduk.
“Kami ingin Raja Singa kembali!” seru mereka bersama.
Raja Singa yang selama ini diam di kejauhan akhirnya melangkah maju. Ia tidak marah. Ia hanya tersenyum pada monyet yang duduk lemas di atas batu.
“Apakah kau sudah tahu, Nak, bahwa jadi raja bukan sekadar soal suara keras dan kaki lincah?”
Monyet menunduk. “Aku... aku kira jadi raja itu mudah. Tapi ternyata... tidak semua hewan cocok jadi pemimpin.”
Singa tua mengangguk. “Benar. Setiap makhluk punya tempatnya. Kau memang cerdik, tapi bukan untuk memimpin seluruh savana.”
Monyet pun turun dari batu. Ia kembali ke pohon kesayangannya dan berjanji akan menjadi pembantu yang baik, bukan pengacau.
Sejak hari itu, hewan-hewan kembali hidup damai.
Namun, semua tahu, waktunya raja singa tua memimpin tidak akan lama lagi...
Bersambung...
***
DISCLAIMER HAK CIPTA
Seluruh cerita pendek yang diposting di website www.iqbalnana.com merupakan karya orisinal yang dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta yang berlaku. Hak cipta sepenuhnya dimiliki oleh pemilik dan penulis situs ini.
Dilarang keras untuk:
1. Merepost (copy-paste) sebagian atau seluruh isi cerita ke platform lain tanpa izin tertulis dari pemilik situs.
2. Memperjualbelikan cerita ini dalam bentuk buku, e-book, video, audio, atau format lainnya tanpa izin resmi.
3. Menggunakan isi cerita untuk kepentingan komersial tanpa perjanjian dan persetujuan dari penulis.
Pelanggaran terhadap ketentuan ini dapat dikenakan tindakan hukum sesuai peraturan yang berlaku. Jika Anda menemukan kasus pelanggaran hak cipta terkait karya di website ini, silakan hubungi pihak pengelola situs untuk tindakan lebih lanjut.
Terima kasih telah mendukung karya orisinal dan menghormati hak cipta.
***