7.2.19

Membimbing dan mengendalikan emosi kemarahan anak

anak marah
Berbeda dengan orang dewasa, emosi anak sangat labil dan cenderung tidak bisa mengendalikan amarahnya.
Seorang anak dengan daya fikir yang lugu dan polos memiliki pengalaman yang masih sedikit dalam bersosialisasi. Sebagian besar anak-anak pasti memiliki sifat manja, suka dipuji dan egois. Untuk mewujudkan kehendaknya mereka cenderung memaksa dan mungkin marah apabila tidak dituruti. Selain itu, terkadang anak-anak tidak mampu mengungkapkan keinginannya.
Tanpa bimbingan yang baik dari orang tua,  anak-anak bisa mengambil jalan yang salah dan berbahaya. 

Berikut beberapa tips untuk membimbing anak mengendalikan emosi dan kemarahan. 


1. Sabar, jangan terpancing dan ikut marah.
Orang tua harus memberikan contoh yang baik, bila anda ingin anak anda dapat mengendalikan emosi dan amarahnya, maka mulailah dari diri anda terlebih dahulu. Jangan marah bila anak merengek atau menangis karena hal tersebut akan membuat anak anda semakin marah dan sedih. Walaupun mungkin anda merasa kesal, cobalah tetap bersabar dan jadilah contoh yang baik untuk anak Anda.
ibu dan anak

2. Komunikasi dan Perhatian.
Inti dari tips ini adalah sikap anda dan cara berkomunikasi, bila sebelumnya anda harus bersikap sabar, selanjutnya anda harus mampu berkomunikasi dengan baik dan menenangkan, terkadang anda perlu tegas, tapi jangan menggertak apalagi membentak atau mengancam.
Ajaklah anak berbicara, dengarkan keluhan dan masalah anak, berikan solusinya.
Dalam hal ini anda bisa menanamkan pengertian dan kejujuran pada anak, utarakan bahwa keinginan sang anak tidak dapat dipenuhi pada saat ini karena suatu hal dan demi kebaikan.

3. Bimbing anak dalam mengendalikan rasa marah. 
Tanamkan pengertian pada anak bahwa marah itu tidak baik, marah boleh tapi tidak boleh berlebihan. Sesekali bila ada waktu luang, belilah buku dongeng/buku cerita yang mendidik, carilah cerita/dongeng yang berkaitan dengan kesabaran, dan ceritakan pada anak bahwa amarah bisa merugikan, atau anak yang sabar akan lebih beruntung dari anak pemarah.
Bila anak anda sudah bisa membaca, belikanlah majalah/buku cerita yang mendidik etika dan moral.
Anda harus cermat dan berhati-hati dalam memilih materi bacaan atau tontonan bagi anak, hindari tontonan atau buku bacaan yang berisi kekerasan atau perkelahian.

4. Bijaksana dan tidak menggunakan kekerasan. 
Apapun alasannya, jangan sekali-kali menggunakan kekerasan pada anak, karena selain anda akan menyesal, hal tersebut akan terekam hingga anak dewasa dan bisa jadi cara anda akan diterapkan pada cucu anda.
Jadi bila anda merasa sudah diambang batas, ambil nafas panjang, Istighfar, minum air, dan duduklah dengan tenang. Bila anda sudah merasa lebih tenang, ajak kembali anak untuk berkomunikasi atau bernegosiasi. dalam situasi ini, kehadiran orang ketiga (ayah, ibu, kakek, nenek) akan sangat membantu.

5. Mencegah kemarahan anak.
Mencegah selalu lebih baik daripada menangani. anak marah adalah hal yang biasa dan wajar, tapi ada baiknya anda juga mencegah kemarahan pada anak.
caranya :
- Jangan terlalu memanjakan anak, samakan sikap anda (suami/istri, mertua, kakek/nenek) pada anak, jangan sampai yang satu melarang yang lain memperbolehkan.
- Didik anak mandiri dan bertanggung jawab, ajari anak mengatasi masalahnya sendiri, misalnya mandi sendiri, berpakaian sendiri, makan sendiri, membereskan sisa makanannya, dsb.

bahagia
Tips di atas memang tidak mudah dan mungkin tidak semuanya bisa diterapkan tapi anda harus tetap memberikan bimbingan dan pendidikan yang baik pada anak.
Bagaimanapun sikap dan hasil yang anda peroleh, tunjukkanlah bahwa sebenarnya anda sangat sayang pada mereka, dan mereka merasakannya.
Previous Post
Next Post

Author:

Blog Iqna

adalah blog yang berbagi informasi, tips, tutorial seputar android, windows, hiburan, game, dan Informasi menarik lainnya, Semoga Bermanfaat.