18.5.25

Ancaman Nasi Goreng dan Capcay: Kudeta Rasa dalam Kuali Peradaban (Master Bo 3) - Dongeng Kuliner

Ancaman Nasi Goreng dan Capcay: Kudeta Rasa dalam Kuali Peradaban (Master Bo 3) - Dongeng Kuliner


(Sequel ketiga dari saga makanan absurd: setelah “Bakso vs Mie Legendaris dan Kompetitor Xie Somay”)


Bagian 1: Damai yang Gagal Dicerna

Setelah “Perang Tiga Rasa” antara Bakso, Mie, dan Somay berakhir damai dengan lahirnya MiSoBak, rakyat hidup bahagia. Tiap malam ada festival makanan. Perut kenyang, hati tenang, utang pun sempat lupa ditagih.

Namun, seperti halnya sambal yang terlalu lama disimpan, kedamaian ini mulai basi.

Dari wilayah Timur yang penuh asap dan suara ceplok telur, muncullah kekuatan baru:

Aliansi Goreng-Gorengan: Nasi Goreng & Capcay.

Dipimpin oleh Jenderal Goreng (Nasi Goreng Mawut) dan Jendral Sayur (Capcay Hijau Lima Warna), mereka menganggap sup dan kukusan terlalu lembek. Mereka ingin masakan berminyak, berbumbu, dan penuh tumisan yang memantul di atas wajan panas!

“Cukup sudah kita hidup dalam kuah!”

“Saatnya rasa dibakar, ditumis, dan dicemplungin dengan semangat!”


Bagian 2: Provokasi atas piring

Ancaman pertama muncul ketika penjaja MiSoBak mulai kehilangan pelanggan. Mereka mendengar bisik-bisik:

“Eh, lu udah coba Nasi Goreng Rasa Balikan? Ada telur mata mantannya…”

“Capcay di gang sebelah bisa bikin kamu lupa mantan. Sayurnya... bisa ngademin dendam.”

Dalam semalam, pelanggan MiSoBak pindah ke gerobak tumis.

Bahkan Xie Somay, si nyentrik, mulai bikin somay goreng.

Chef Lo Biauw? Trauma karena mie-nya ditumis tanpa izin.

Master Bo? Marah besar.

“Makanan tidak seharusnya berisik!”

“Rasa tidak boleh dibakar dengan emosi!”

“Dan siapa yang tumis pare pakai soda kue? Itu bukan sains!”

Tapi nasi goreng tak peduli. Mereka terus menyebar, membawa panci besar dan minyak yang bunyinya kayak genderang perang.


Bagian 3: Perang Kuali Besar

Kerajaan kuliner berkumpul dalam Konferensi Rasa.

Master Bo mewakili rasa hangat dan berkuah penuh kasih.

Jenderal Goreng mewakili semangat tumisan dan asap ambisi.

Capcay? Dia cuma diem, tapi semua sayur di belakangnya bergetar kayak mau demo.

Debat berlangsung panas. Kata-kata saling memercik, seperti minyak panas ketemu air mentah.

Akhirnya...


“Kalau begitu, kita adu rasa terakhir! Satu kuali, satu kesempatan!”

“Yang menang jadi menu nasional, yang kalah... jadi topping aja!”


Bagian 4: Duel di Atas Wajan

Arena disiapkan. Satu kuali raksasa, cukup besar untuk masak nasi 3 ton atau menampung curhatan lima mantan sekaligus.

Capcay maju pertama.

Sayuran ditumis lincah. Wortel melompat, brokoli salto, dan sawi putih berputar seperti balerina.

Aroma menenangkan, seperti pelukan sahabat setelah dicuekin mantan.

Nasi Goreng maju berikutnya.

Telur dikocok. Kecap dituang. Nasi dilempar dan ditangkap dengan gaya ninja. Api menyala, wajan goyang, musik EDM mulai terdengar entah dari mana.

Rasanya? Seperti pesta jam dua pagi.

Master Bo?

Ia datang membawa mangkuk sup bakso. Diam. Tenang.

Tapi ia menambahkan satu hal: mie, somay, dan setetes air embun pagi yang melambangkan air mata ibunya yang bangga.

Rakyat menangis. Raja meneteskan air mata sambil ngemil.


Bagian 5: Akhir yang Tak Terduga

Sebelum raja bicara...

Ibunda Master Bo berdiri.

“Semua rasa itu penting.

Kuah menghangatkan.

Tumisan menggugah.

Dan gorengan... ya, siapa sih yang bisa nolak?”

“Kenapa harus memilih satu kalau bisa bikin... Nasi Goreng Capcay Bakso Mie Somay?!”

Semua terdiam.

Xie Somay pelan-pelan mengeluarkan sendok.

Chef Lo mengangguk.

Jenderal Goreng dan Capcay saling pandang.

Master Bo tersenyum, lalu berkata:

“Mungkin... inilah kuah takdir yang sebenarnya.”


Epilog: Satu Mangkuk untuk Semua

Akhirnya, lahir satu menu gila:

“NaGoCapMiSoBak”

Satu mangkuk isinya nasi goreng, capcay, mie, bakso, dan somay.

Disajikan di pinggir jalan oleh mantan musuh yang kini bersatu.


Menu itu jadi simbol persatuan.

Dan di setiap bungkusnya, ada pesan:


“Jangan bertengkar soal rasa. Kita semua punya bumbu masing-masing.”


*End?*

***

Baca ... Dongeng Asal-usul Bakso..


***

DISCLAIMER HAK CIPTA

Seluruh cerita pendek yang diposting di website www.iqbalnana.com merupakan karya orisinal yang dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta yang berlaku. Hak cipta sepenuhnya dimiliki oleh pemilik dan penulis situs ini.

Dilarang keras untuk:

1. Merepost (copy-paste) sebagian atau seluruh isi cerita ke platform lain tanpa izin tertulis dari pemilik situs.

2. Memperjualbelikan cerita ini dalam bentuk buku, e-book, video, audio, atau format lainnya tanpa izin resmi.

3. Menggunakan isi cerita untuk kepentingan komersial tanpa perjanjian dan persetujuan dari penulis.

Pelanggaran terhadap ketentuan ini dapat dikenakan tindakan hukum sesuai peraturan yang berlaku. Jika Anda menemukan kasus pelanggaran hak cipta terkait karya di website ini, silakan hubungi pihak pengelola situs untuk tindakan lebih lanjut.

Terima kasih telah mendukung karya orisinal dan menghormati hak cipta.

***


Previous Post
Next Post

Author:

Iqbalnana.com

Iqna menyajikan berbagai cerita pendek, kisah inspiratif, dan tips gaya hidup yang menyegarkan. Temukan template kreatif, gambar menarik, dan konten hiburan yang menginspirasi di sela waktu senggang anda.