Sang Penjual Teh yang Mengubah India - Cerita Inspiratif
(Berdasarkan kisah nyata: Narayana Murthy, pendiri Infosys)
Bangalore, India – 1974
Sore yang ramai. Asap dari jalanan bercampur aroma teh rempah yang mengepul dari kios kecil di pojok kampus. Di sana, seorang pria muda berkacamata tebal berdiri sambil mencatat sesuatu di buku lusuh. Namanya Narayana Murthy, lulusan teknik komputer dari IIT Kanpur salah satu universitas paling bergengsi di India.
Tapi di matanya, dunia tak terlihat megah. Gajinya pas-pasan, hidup di kamar sewa, dan ia masih membantu ibunya mengirim uang ke kampung.
Hidupnya sederhana. Tapi pikirannya? Tak ada yang sederhana.
Ditampar Gagal, Dipeluk Idealisme
Suatu hari, Murthy mendapat tawaran emas: bekerja di luar negeri dengan gaji tinggi. Ia menerima. Tapi saat berada di Bulgaria, ia ditahan oleh militer selama 72 jam hanya karena dituduh membawa pemikiran pro-kapitalis.
Di ruang tahanan itulah kesadarannya meledak.
“Dunia tidak berubah oleh pemerintah. Tapi oleh orang-orang biasa yang punya mimpi luar biasa dan keberanian untuk gagal.”
– (Narayana Murthy, dalam TED Talk, 2007)
Ia kembali ke India dengan satu keputusan gila: meninggalkan zona nyaman dan membangun perusahaan teknologi sendiri.
Modal awal? $250, pinjaman dari istrinya.
Infosys dan Jalan Berliku Menuju Langit
Tahun 1981, Murthy mendirikan Infosys bersama enam rekannya. Mereka kerja dari ruang tamu kecil, tidur di lantai, dan makan mi instan setiap malam.
Investor? Tidak ada. Pinjaman bank? Ditolak. Internet? Belum ada. Komputer? Masih mewah. Tapi mereka menulis kode dan mimpi dalam satu nafas.
Satu-satunya senjata Murthy adalah: integritas, kerja keras, dan visi bahwa India bisa menjadi raksasa IT dunia.
Saat Dunia Mulai Melihat India
Pada 1990-an, India mulai membuka keran ekonomi. Infosys masuk bursa saham dan harga sahamnya melonjak 2400% dalam waktu singkat.
Mereka membuat sistem teknologi untuk perusahaan-perusahaan global. Dalam waktu 20 tahun, Infosys tumbuh menjadi salah satu perusahaan IT terbesar di dunia, dengan lebih dari 250.000 karyawan di 50+ negara.
Dari $250 menjadi $60 miliar valuasi pasar.
Murthy pun dikenal sebagai “Father of the Indian IT Sector”, bukan karena kekayaannya, tapi karena cara berpikirnya yang jujur, humanis, dan tak pernah menyerah.
Epilog: "Kopi India dan Kode Etik"
Di kantornya yang elegan kini, Murthy masih menyeduh teh sendiri. Ia tidak pernah lupa bahwa bisnis bukan sekadar angka, tapi janji moral kepada masyarakat.
Ia menolak memberi atau menerima suap, bahkan saat pemerintah menekan.
“Kalau integritas jadi hobi langka, maka jadilah pelestarinya.”
– Murthy
Bagi Narayana Murthy, jadi kaya itu bonus. Jadi berguna itu tujuan.
๐งพ Disclaimer:
Cerita ini diangkat dari kisah nyata Narayana Murthy, dengan penambahan elemen naratif dan dramatik untuk memperkuat pesan inspiratif. Beberapa adegan dan dialog ditulis ulang berdasarkan wawancara dan biografi aslinya.
๐ Sumber Referensi:
A Better India: A Better World – Narayana Murthy (2009)
Wawancara CNBC & TED Talk Narayana Murthy (2007–2012)
Harvard Business Review: The Infosys Story
Forbes & The Economic Times: Profil Infosys dan Murthy
Posting Komentar
0 Komentar