Suara dalam Diam - Cerita Inspiratif
Di sebuah kota kecil bernama Port Elizabeth, di pesisir Afrika Selatan, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Nico. Ia suka melihat burung camar terbang di langit dan melihat ombak dari balkon rumahnya. Tapi yang ia sukai tidak bersuara.. melainkan hening.
Karena Nico… tidak bisa bicara. Dan tidak bisa mendengar.
Sejak lahir, Nico hidup dalam dunia yang sunyi. Banyak orang bilang, dunia seperti itu adalah penjara. Tapi bagi Nico, dunia sunyi adalah taman yang indah, asal ia tahu bagaimana cara berjalan di dalamnya.
Ia belajar membaca bibir ibunya, belajar bahasa isyarat dari kakaknya, dan mulai menulis sejak usia empat tahun. Ia menulis di mana saja.. di pasir, di tembok rumah, bahkan di kaca kamar mandi.
“Aku tidak bisa berbicara, tapi aku bisa membuat dunia mendengarkan,” tulisnya suatu hari di buku kecilnya.
Di sekolah umum, banyak guru tidak tahu cara mengajar anak seperti Nico. Ia dianggap lambat. Tapi Nico selalu diam-diam belajar sendiri. Ia membaca buku sains, mempelajari benda-benda, mengamati pergerakan matahari dan bayangan, dan menuliskannya di buku hariannya. Ia menyebut buku itu sebagai “suara hatinya”.
Saat berusia 11 tahun, Nico membuat alat kecil dari potongan radio rusak dan kawat tembaga bekas. Alat itu bisa menyala dan berbunyi pelan saat terkena cahaya matahari. Ia menyebutnya “Jam Matahari untuk Teman Tuna Netra”.
Alat itu dilirik oleh seorang dosen teknik yang kebetulan berkunjung ke sekolahnya. Dosen itu bertanya, “Siapa yang membuat ini?”
Nico menjawab dengan tangan, “Saya. Karena saya tahu rasanya tak bisa mendengar. Saya ingin bantu mereka yang tak bisa melihat.”
Dosen itu terdiam. Dunia seperti ikut diam.
Beberapa tahun kemudian, Nico mendapatkan beasiswa penuh ke universitas teknologi. Ia menjadi insinyur pertama di Afrika Selatan yang tuli dan bisu sejak lahir, dan turut mengembangkan teknologi bantu dengar dan sistem isyarat otomatis untuk sekolah inklusif di Afrika.
Ia tetap menulis. Di atas panggung TEDx dengan layar besar menampilkan kata-katanya, Nico pernah “berbicara” melalui teks:
“Kita semua punya suara. Tapi suara sejati tidak selalu terdengar. Kadang, ia ditulis, dirasakan, dan diingat.”
🌱 Cerita ini terinspirasi dari kisah nyata Dr. Machiel van der Merwe, seorang ilmuwan tuli asal Afrika Selatan yang mengembangkan berbagai teknologi untuk penyandang disabilitas dan menjadi pionir dalam pendidikan inklusif. Meski tidak lahir dalam keheningan total seperti tokoh dalam cerita, perjuangannya dalam dunia sunyi telah menginspirasi ribuan orang. Lokasi asli: Port Elizabeth, Afrika Selatan.
Posting Komentar
0 Komentar