Sukses setelah 1009 kali mencoba
Jika hidup bisa diukur dari seberapa banyak orang menyerah pada kegagalan, maka pria bernama Harley D. Saunders mungkin seharusnya sudah menjadi nama yang hilang dalam arsip kependudukan Kentucky, Amerika Serikat.
Tapi tidak. Nama itu hari ini dikenal di seluruh dunia, bukan sebagai pahlawan perang atau penemu teknologi mutakhir, melainkan sebagai kakek tua dengan senyum ramah yang membawa ayam goreng dalam ember merah.
Awal yang Pahit
Lahir tahun 1890-an di sebuah kabin sederhana, Harley kehilangan ayahnya sejak kecil. Ibunya terpaksa bekerja siang-malam, meninggalkan Harley kecil mengurus adik-adiknya dan belajar memasak di usia 7 tahun, bukan karena hobi, tapi karena hidup memaksanya dewasa lebih cepat.
Ia berhenti sekolah kelas 6 demi mencari nafkah. Dari jadi petani, tukang kereta, tentara, operator feri, pemadam kebakaran, agen asuransi… hingga akhirnya membuka pom bensin kecil di pinggir jalan antarnegara bagian.
Di situlah, di sela bau solar dan oli mesin, ia mulai memasak ayam untuk para pelancong yang singgah. Ayam goreng racikannya punya cita rasa berbeda. Renyah di luar, lembut di dalam, dengan campuran 11 bumbu rahasia yang hanya dia tahu dan disimpan dalam kepalanya, bukan catatan.
Dipukul Berkali-Kali, Tak Pernah Tumbang
Usaha Harley naik-turun. Pom bensin terbakar, restorannya bangkrut saat jalan tol baru mengalihkan arus kendaraan. Ia sudah berumur 65 tahun, usia di mana kebanyakan orang pensiun dan menyusun wasiat. Tapi Harley justru membawa panci tekanan, ayam mentah, dan resepnya, lalu berkeliling dari restoran ke restoran di seluruh negara bagian.
Ia menawarkan lisensi resep ayam gorengnya dan 1.009 kali ia ditolak.
Bukan 10, bukan 100. Tapi seribu sembilan kali.
Akhirnya, satu restoran berkata, "Coba, deh." Dan dari sanalah, ayam gorengnya mulai terbang, bukan hanya di wajan, tapi ke seluruh Amerika, dan kemudian dunia.
Hikmah dari Seragam Putih dan Senyum Tua
Di usia 73, Harley menjadi jutawan, tapi bukan karena keberuntungan, melainkan karena ketekunan dan kepercayaan pada nilai dari sesuatu yang sederhana—ayam goreng, dikerjakan dengan hati, disajikan dengan senyum.
“Saya tidak menyerah karena saya tidak bisa tidur damai kalau tahu saya belum berusaha,” katanya suatu hari.
Kini, wajahnya dikenang bukan hanya di logo restoran cepat saji, tapi dalam sejarah wirausaha sebagai simbol bahwa tidak ada kata terlalu tua untuk memulai lagi, dan bahwa cita rasa hidup tak selalu datang di usia muda.
Catatan:
Cerita di atas adalah narasi biografi fiktif-naratif yang diinspirasi langsung dari kisah nyata Colonel Harland David Sanders, pendiri KFC. Nama disamarkan menjadi Harley D. Saunders, dan beberapa bagian diberi sentuhan dramatik dan alur naratif agar membangkitkan emosi pembaca. Namun inti cerita, nilai-nilai perjuangan, dan peristiwa penting tetap sesuai dengan versi sejarah resminya.
Posting Komentar
0 Komentar