12.5.25

Citcit Si Tikus Kotor yang pandai Bersyukur - Dongeng

 

Gambar mewarnai merak tikus kelinci burung pipit

Pada zaman dahulu, di sebuah hutan yang rindang dan damai, hiduplah seekor tikus kecil bernama Citcit. Badannya kurus, bulunya kusut, dan sering belepotan tanah karena suka bersembunyi di tempat-tempat lembap dan gelap. Kalau Citcit lewat, hewan-hewan lain suka menutup hidung atau memanjat pohon cepat-cepat.

“Eh! Itu tikus jorok!” seru seekor kelinci.
“Hati-hati! Bisa nyolong makanan!” gerutu si burung pipit.

Citcit hanya tersenyum kecut. Sebenarnya, dia sedih. Tapi apa daya?
“Kalau boleh milih, aku juga pengen jadi burung merak cantik atau panda yang dipeluk-peluk,” gumamnya sambil duduk di balik semak.
“Tapi... aku tikus. Tikus kecil yang dianggap kotor.”

Lalu ia menatap langit dan berkata pelan,
“Tapi aku bersyukur. Tuhan kasih aku hidup, dan aku bisa bantu bersihkan sisa makanan, bantu sebar benih tumbuhan, bahkan jadi makanan penting bagi makhluk lain. Gak banyak, tapi cukup untuk membuatku merasa berguna.”

Suatu hari, badai besar melanda hutan. Angin kencang merobohkan pohon-pohon dan membuat banyak sarang rusak. Banyak hewan panik dan tidak punya tempat berlindung.

Tapi tahu siapa yang sudah lama tinggal di sebuah gua tersembunyi dengan jaringan lorong rahasia?
Ya! Citcit!

Gua itu awalnya hanya tempat Citcit bersembunyi dari kejaran kucing dan manusia. Tapi dari waktu ke waktu, dia menggali dan menghubungkan lorong-lorong kecil untuk berjaga-jaga. Tak disangka, hari itu lorong-lorong itu jadi penyelamat!

Dengan cepat, Citcit memandu hewan-hewan kecil masuk ke dalam gua dan melewati lorong-lorong tersembunyi yang kering dan hangat.
“Ayo cepat! Lewat sini! Aman dan gak kebanjiran!”

Seekor landak berkata, “Aku gak nyangka... tikus bisa sehebat ini.”
Si burung pipit menunduk malu, “Maaf ya, dulu aku nyinyir banget.”

Citcit cuma tersenyum. “Aku juga bukan makhluk sempurna. Tapi aku cuma mau hidup baik sesuai caraku.”

Saat badai reda, semua hewan keluar dari gua dengan selamat. Hutan porak-poranda, tapi hati mereka jadi lebih terbuka.

Citcit pun berkata,

“Kita tidak bisa memilih kita lahir sebagai siapa,
Tapi kita bisa memilih untuk jadi makhluk yang bersyukur dan berguna.”

Dan sejak hari itu, Citcit bukan cuma tikus kotor di mata teman-temannya.
Ia adalah Citcit si Penyelamat Hutan,
yang tidak memilih menjadi tikus,
tapi memilih untuk tetap bersyukur dan berbuat baik.


Previous Post
Next Post

Author:

Iqbalnana.com

Iqna menyajikan berbagai cerita pendek, kisah inspiratif, dan tips gaya hidup yang menyegarkan. Temukan template kreatif, gambar menarik, dan konten hiburan yang menginspirasi di sela waktu senggang anda.